Goreng tempe ternyata ada berbagai gaya. Ada yang di
goreng dengan potongan dan irisan tebal yang ndemenake (membuat demen). Ada
juga yang irisan yang sedang-sedang saja sehingga tidak cukup hanya makan
sepotong. Malah khusus untuk tempe yang kemasannya kecil-kecil ada yang
langsung dogoreng tanpa diiris.
Soal kemasan tempe juga cem-macem. Ada yang lonjoran
panjang di bungkus daun pisang atau jaman sekarang malah plastik. Untuk kemasan
kecil, ada yang dibungkus daun pisang kemudian kertas koran dan diikat oleh
merang (tangkai padi). Tapi di daerah Blora, Cepu, Bojonegoro dan sekitarnya
para pengrajin tempe mengunakan daun jati untuk membungkus tempe. Di Kediri,
Tulung Agung orang menggunakan daun waru atau bahkan daun teratai. Bentuk potongan
juga ada yang datar segi empat biasa saja, ada juga yang segi-tiga, dengan
salah satu sisinya agak menebal. Ada-ada saja.
Gorengan tempe bisa di disantap begitu saja, sudah enak.
Tapi ada juga yang tidak puas bila tidak ditemani oleh cabe rawit yang pedas,
yang putih atau yang merah. Bagi pecandu cabe rawit, cabe yang masih berwarna
hijau itu bukan cabe. Lho lantas itu apa? Itu kembang cabe, katanya enteng.
Tapi ada juga yang suka menyantap tempe dengan di lelehan
kecap. Ada juga yang kurang puas bila kecap tidak dibubuhi irisan cabe. Malah
ada yang cabe dan irisan bawang putih di goreng dahulu baru di campurkan ke
kecap, kok repot-repot banget. Tapi ada banyak lho yang tempe di-penyetkan ke
sambel cabe plus bawang dan tidak boleh ketinggalan minyak jelantah bekas
menggoreng tempe itu sendiri. Saya pikir itu hanya terjadi di dapur masa kecil
saya, ternyata tempe penyet itu sekarang sangat populer di kota-kota besar.
Saya tidak perlu malu.
Bumbu standar tempe goreng ya bawang putih, ketumbar dan
garam. Dihaluskan dicairkan oleh air dan tempe yang akan digoreng direndam
sejenak. Ada juga yang menambah sedikit tepung beras, sehingga hasil gorengan
menjadi agak keras. Tapi bagi yang suka lembut, tepung yang dipakai adalah
tepung terigu. Bagi yang di halaman rumah ada jeruk purut, ya boleh di-iris
tipis-tipis kemudian ikut dilumatkan dengan bumbu yang lain. Variasi yang
lain boleh juga di tambah irisan tipis
daun bawang ditaburkan kedalam jeladren cairan tepung.
Menggoreng tempe bagi koki amatiran seperti saya ini
sering hangus. Wah, sayang banget. Tapi kemudian saya menemukan kiat pencegah
hangus. Api jangan terlalu besar, kemudian sambil berdzikir, setiap 50 kali hitungan
kita membalik tempe, dengan demikian tempe selalu terkontrol tidak keburu
hangus. Ampuh juga.
Salam Tempe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar