Sabtu, 20 Juli 2013

Panen



Saat panen adalah saat yang paling diharap-harapkan oleh petani. Hasil keringat selama tiga bulan akan segera bisa dinikmati. Panen tidak dilakukan sendirian, mereka dibantu penduduk yang ikut memotong padi. Para pembantu ini umumnya tidak memiliki tanah, sehingga mereka mengharapkan upah. Dengan demikian, semua kebagian baik petani yang berkecukupan maupun petani yang tidak memiliki sawah. Bagi-bagi rejeki panen

Panen kali ini ada panen kedua setelah musim tanam tahun ini. Panen pertama yang lalu hasilnya bagus sekali, sedang panen kali ini hasilnya tidak sebagus yang lalu. Hal itu biasa, panen pertama setelah musim kemarau memang, bulir padi seakan kehausan menyedot hara tanah sebanyak-banyaknya, sedang panen kedua mereka sudah tidak serakus semula. Sisa musim kemarau tahun ini, petani tidak lagi menanam padi,cukup dua kali saja. Padi yang ketiga pasti hasilnya sudah kecil sekali.

Sawah-sawah dalam beberapa bulan ini akan berubah menjadi ladang. Pemandangan yang semula hijau sejauh mata memandang, sekarang akan bervariasi. Banyak petani yang siap-siap menggilir sawahnya dengan tembakau, cabe, melon, sayur atau tanaman-tanaman lain yang tidak banyak memerlukan air.

Begitulah, siklus pak tani berjalan terus sepanjang sejarah pertanian di desa, sebelum sawah berubah menjadi ladang tebu karena digadaikan tanda bahwa pak tani mulai kekurangan uang. Lha yang lebih menyedihkan bila ia terpaksa menjual tanahnya ke orang kota, yang merubahnya  menjadi cluster pemukiman. Terputuslah siklus pertanian, desa berubah menjadi kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar