Umat yang pandai bersyukur, akan ditambah nikmatnya oleh
Allah. Para petani setiap dusun mewujudkan rasa syukur ini dengan mengadakan
Merti Dusun. Bersyukur, panenan baik. Bersyukur air tidak kering. Bersyukur
tidak ada hama penyakit.
Biasanya Merti Dusun diadakan secara gotong royong,
setiap dua tahun sekali. Para kepala keluarga iuran rame-rame. Acara pun
berlangsung beberapa hari. Ada wayang kulit, band, jatilan, sampai gunungan
yang terdiri dari berbagai tanaman dan buah yang di keroyok rame-rame dan
macam-macam acara lain yang meriah. Penonton tumpah ruah, baik dari dusun
sendiri maupun dusun sekitarnya.
Perawan desa yang biasanya malu-malu sembunyi di rumah,
ada kesempatan untuk berdandan keluar.
Siapa tahu ketemu jodo dalam keramaian Merti Dusun. Para Jejaka kencur, mejeng sambil nglirik sana, nglirik sini, siapa tahu ada yang nyantol.
Bila sebuah desa terdiri dari berbagai dusun, maka
penduduk-pun senang, karena bisa nonton terus ke dusun yang lain. Desa yang
biasanya sepi trintim setiap malam, tiba-tiba ramai hingar binger. Para pedagang
pun kebagian rejeki. Ronde, bakso atau jualan mainan anak-anak, laris manis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar