Mungkin jarang orang desa yang sadar bahwa mereka
sehari-hari menikmati barang mahal yang gratis, yakni pemandangan. Pemandangan
bagi bagi orang kota adalah hal yang mahal. Mereka harus meluangkan waktu untuk
cuti dari kantor dan merogoh kantong ratusan ribu bahkan jutaan rupiah untuk
memperoleh pemandangan yang indah.
Di negeri lain, hamparan sawah menghijau, air sungai yang
gemericik mengalir, serta langkah kaki sapi yang menarik bajak
kedalam lumpur
menjadi komoditas pariwisata yang laris. Turis asing bebondong-bondong datang
ke desa, hidup bersama petani, menanam padi, membajak sawah atau memandikan
kerbau disungai. Suatu pengalaman yang mungkin tidak pernah mereka bayangkan
dalam kehidupan kota yang super sibuk.
Gunung berapi, misalnya. Ternyata mampu menarik wisatawan
untuk menengok sisa-sisa letusan, mengambil bahaya untuk mendaki dan memotret
kawahnya. Padahal saya setiap hari bisa menikmati dan bersyukur dapat melihat bentuknya yang
berubah-ubah tergantung dari sisi mana kita memandangnya. Gratis tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar