“Bulik, ada pisang yang sudah suluh, dua pohon lho !”,
seru tetangga saya yang anguk-anguk dari jendela kepada istri saya saat ia
berdiri usai sholat Ashar. Ya, kebanyakan rumah-rumah di desa tidak berpagar,
jadi gampang saja tetangga lewat dan tiba-tiba kepalanya nongol di jendela. Bikin
kaget saja. Mereka biasa melintas kebun saya di belakang rumah, saat berjalan
menuju mushola yang berlokasi di depan rumah saya.
Saya sangat senang menebang pisang. Ingat kebiasaan saya
saat remaja di sebuah kota kecil di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tanah disana berkapur tidak terlalu subur, namun buah pisangnya ranum,
tandannya banyak dan pohonnya tinggi. Urusan menebang pohon pisang selalu
dipercayakan kepada saya.
Menebang pisang ada tekniknya, terutama bila pohonnya
besar dan tinggi. Selain golok, biasanya saya membawa cangkul. Semua pohon
pisang yang berbuah lebat, selalu condong, sehingga bisa diperkirakan kemana
robohnya. Kita harus melukai batang pisang pada tempat yang tepat, yakni pada
posisi lebih dari separo panjang batang. Mengapa? Agar bila kemudian pisang
roboh, buahnya yang sarat masih bisa tergantung, tidak hancur terjerembab ke
tanah. Nah, alat untuk melukai batang yang paling tepat adalah cangkul, yang
dengan dorannya yang panjang bisa meraih posisi yang kita inginkan.
Melukainya-pun harus tidak boleh terlalu dalam dan tidak
pula terlalu dangkal. Harus pas. Bila kemudian batangnya di dorong-dorong atau
daun keringnya ditarik kebawah, batang pisang akan tertekuk pelahan-lahan. Bila
terlalu dalam, maka batang akan tertekuk terlalu cepat dan bisa menyambar muka
kita. Sedangkan bila terlalu dangkal, batang susah tertekuk bahkan bisa roboh
pada pangkal pohon, hancurlah pisang kita terbanting ke tanah.
Menebang yang baik adalah bila pokok pisang
digoyang-goyang, batang pisang akan tertekuk pelahan dengan lembut, sehingga
tangan kiri kita sempat meraihnya dengan aman, menyeret ke samping dan tangan
kanan yang menggenggam golok dengan leluasa menebas batang tandannya. Sempurna.
Alhamdulillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar