Saya tidak tahu namanya, tapi saya panggil Simbah saja.
Saya bertemu Simbah saat lari pagi di lapangan desa. Lapangan ini milik desa,
letaknya juga di belakang Kantor Desa. Lapangannya kurang terpelihara, memang
mungkin tidak ada anggaran untuk pemeliharaan desa.
Rumput dan semak yang kadang-kadang tinggi, cukup
diserahkan ke tukang ngarit, ya rajin menyabit rumput buat pakan ternaknya. Pernah
saya melihat kawanan kambing dengan bebas berkeliaran makan rumput di lapangan
ini. Kadang-kadang saya lihat beberapa ekor sapi sengaja di tambatkan disana
dan dengan lahap menyantap rumput yang gratis. Tletong (kotoran) nya tentu saja
bertebaran dimana-mana. Lapangan ini memang serba guna, bisa untuk main sepak
bola, dipakai pelajaran olah raga oleh SD-SD dan SLB di sekitar desa dan tentu
saja ideal untuk menjemur hasil panen, padi, tembakau, belajar motor atau apa saja.
Kembali ke Simbah, yang dengan rajin menjemur daun bahan
jamu. Setiap saat dibalik-baliknya dedaunan itu agar keringnya merata. Daun ini
tumbuh merapat ketanah dan sengaja ditanam di halaman rumahnya yang tidak lebar.
Ia panen setiap minggu dan biasa menggunakan lapangan ini untuk menjemur bahan
jamunya. Simbah sudah melakukannya bertahun-tahun. Sebuah toko obat di pasar
Kecamatan, siap menampung hasil panen SImbah, biasanya ia membawa pulang uang
sekitar Rp.35.000,- setiap hasil panenan.
Ya lumayan yam Bah, selain sehat, mbah masih punya
kesibukan yang menghasilkan. Mudah-mudahan, walaupun hasilnya tidak banyak tapi
barokah. Semoga banyak orang sakit yang tersembuhkan ya mBah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar