Sabtu, 15 Juni 2013

Pedati

Saya tidak tahu, apakah kendaraan desa semacam ini masih boleh disebut pedati? Kuda atau sapi tidak lagi menarik beban, melainkan sepeda motor. Cukup ujungnya di kaitkan ke bagian belakang sepeda motor dan meluncurlah pedati ini di jalan-jalan desa.

Sebagai pengangkut hasil pertanian, rumput pakan ternak, bibit atau pupuk, pedati ini memang sangat praktis dan menjadi sahabat pak Tani.

Tentu saja pak Tani tidak berani menarik pedatinya di jalan raya, bisa-bisa berurusan dengan pak Polisi, tapi di jalanan desa, kendaraan yang tidak pernah di "kir" ini bebas bersliweran.

Tentu saja prasyarat utama adalah kondisi jalan. Untungnya jalanan di desa saya mulus dan datar. Kantor PU rajin memelihara jalan, setiap lubang segera di tambal dan mereka membangun pilar-pilar jembatan yang tinggi guna memelihara permukaan jalan yang rata tidak naik turun mengikuti kontur tanah di lokasi.

Pedati-pedati itu harus berterima kasih kepada jalan-jalan yang mulus, rata dan nyaman untuk dilewati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar