Minggu, 25 Agustus 2013

Ikan

Budi daya ikan nampaknya mudah dan menyenangkan, tapi ternyata mengerjakannya tidak semudah memandangnya. Kualitas air, tentu saja itu yang paling utama. Tidak sembarang air cocok untuk sembarang ikan. Kemudian, debit aliran air, juga sangat berpengaruh atas beberapa jenis ikan. Di desa saya, banyak sungai kecil yang airnya mengalir dengan teratur, sekalipun di musim kemarau tidak terlalu deras. Ikan emas yang membutuhkan air deras tidak terlalu cocok, sehingga saya jarang mendapatkannya. Yang banyak di pelihara di kolam-kolam di tepi sungai adalah ikan Nila atau ikan Gurame. Di desa lain, yang lebih tinggi, di lereng gunung, barulah penduduk memelihara ikan emas.

Selain di kolam-kolam besar diantara kebun dan sawah dipinggiran sungai, kolam ikan juga banyak sekali dijumpai di halaman rumah-rumah penduduk desa. Padahal rumah-rumah mereka jauh sekali dari sungai yang mengalir. Lho kok bisa? Air muncrat 24 jam sehari dari pipa-pipa yang dilubangi, mengalirkan oksigen yang cukup kepada Gurame-gurame atau Nila yang gemuk-gemuk. Ikan ini sehat dan gemuk karena makanannya terjamin setiap saat, baik daun-daun papaya, singkong atau keladi ataupun setidak-tidaknya sisa-sia meja makan.


Penjelasannya begini. PU di desa-desa sangat aktif membangun tandon-tandon air di banyak dusun. Tanki air raksasa yang berwarna biru menyolok terselip diantara rumah-rumah penduduk. Air dari mata air yang bersih dialirkan setiap saat ke tanki PU ini dan didistribusikan ke rumah-rumah disekitarnya. Penduduk berlangganan air dengan biaya yang  sangat murah. Sebuah fasilitas yang mewah yang  tidak kalah dengan di kota dan dengan biaya yang sangat terjangkau. Syukur, penduduk memiliki banyak pilihan untuk mendapatkan air bersih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar