Kamis, 22 Agustus 2013

Sapi dan Sawah

Sapi dan sawah bersahabat akrab di desa. Sapi banyak mendapatkan makanan dari sawah. Rumput gajah yang menyemak sengaja ditanam di pematang sawah, sementara sawah membutuhkan sapi untuk menarik bajak melumatkan tanahnya. Jerami padi menjadi tempat yang hangat di kandang, terkadang masih tersisa batang padi yang lunak yang bisa dikunyah oleh sapi, yang memang doyan mengunyah. Sementara kotoran sapi adalah makanan segar bagi sawah. Pupuk kandang adalah pupuk favorit bagi petani, menyehatkan tanah tanpa mengganggu lingkungan. Memang sapi dan sawah saling membutuhkan.

Traktor tangan memang mulai menjadi pemandangan yang biasa di sawah-sawah, namun bajak yang ditarik dua ekor sapi masih cukup banyak dijumpai di desa. Lebih lamban memang, namun tanah makin dalam di injak sapi dan diangkat keatas oleh bajak. Sapi-sapi ini dengan mantap melangkah kaki  terbenam ke dalam lumpur. Bagi sapi, tampaknya mereka melakukan dengan senang, dari pada hanya berdiam diri di dalam kandang. Rekreasi sambil melatih otot-ototnya.


Anehnya, setiap sapi membajak, selalu ada beberapa ekor burung kuntul (bangau) yang berterbangan mengikuti kemanapun langkah sapi membajak. Tanah lembut yang baru saja dibalik, menyediakan cacing atau hewan tanah yang melimpah, hewan kecil ini belum sempat lari bersembunyi, paruh bangau yang panjang dengan sigap telah melahapnya. Hup, cacing masuk ke tenggorokan burung dengan sekali telan. Bila nasib baik, bukan hanya cacing kecil, tapi se-ekor belut yang gemuk cukup untuk oleh-oleh anak-anak burung yang menunggu mama pulang kembali ke sarangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar