Senin, 19 Agustus 2013

Jamu


Saya tidak tahu namanya, tapi saya panggil Simbah saja. Saya bertemu Simbah saat lari pagi di lapangan desa. Lapangan ini milik desa, letaknya juga di belakang Kantor Desa. Lapangannya kurang terpelihara, memang mungkin tidak ada anggaran untuk pemeliharaan desa.

Rumput dan semak yang kadang-kadang tinggi, cukup diserahkan ke tukang ngarit, ya rajin menyabit rumput buat pakan ternaknya. Pernah saya melihat kawanan kambing dengan bebas berkeliaran makan rumput di lapangan ini. Kadang-kadang saya lihat beberapa ekor sapi sengaja di tambatkan disana dan dengan lahap menyantap rumput yang gratis. Tletong (kotoran) nya tentu saja bertebaran dimana-mana. Lapangan ini memang serba guna, bisa untuk main sepak bola, dipakai pelajaran olah raga oleh SD-SD dan SLB di sekitar desa dan tentu saja ideal untuk menjemur hasil panen, padi, tembakau, belajar motor  atau apa saja.

Kembali ke Simbah, yang dengan rajin menjemur daun bahan jamu. Setiap saat dibalik-baliknya dedaunan itu agar keringnya merata. Daun ini tumbuh merapat ketanah dan sengaja ditanam di halaman rumahnya yang tidak lebar. Ia panen setiap minggu dan biasa menggunakan lapangan ini untuk menjemur bahan jamunya. Simbah sudah melakukannya bertahun-tahun. Sebuah toko obat di pasar Kecamatan, siap menampung hasil panen SImbah, biasanya ia membawa pulang uang sekitar Rp.35.000,- setiap hasil panenan.

Ya lumayan yam Bah, selain sehat, mbah masih punya kesibukan yang menghasilkan. Mudah-mudahan, walaupun hasilnya tidak banyak tapi barokah. Semoga banyak orang sakit yang tersembuhkan ya mBah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar